Main | My profile | Registration | Log out | Login | RSSThursday, 2024-04-25, 8:19 AM

LEARN AND SHARE



Main Page
Categories
Movie Reviews [14]
Review film-film yang pernah saya tonton. Film yang layak untuk ditonton
Great Stories [14]
Kumpulan cerita yg menarik untuk dibaca
Komputer [9]
Segala sesuatu yg berhubungan dengan komputer mulai dari tutorial, tips dan trik, software, sampai hardware
virus Komputer [3]
Segala sesuatu tentang virus dari mulai pengenalan jenis virus, penanganan secara manual sampai antivirus
Website [10]
Website yg menarik untuk dikunjungi dan trik-trik berhubungan dengan dunia internet
Blogger [2]
Blogger-blogger keren. Media pertukaran link
Hmmm... [3]
Uncategories
Mini chat
New Free Software
Info teknologi
My Facebook
Bagusxfantasy Seven

Create Your Badge
Main » 2009 » June » 9 » Kebesaran Jiwa Seorang Ibu
Kebesaran Jiwa Seorang Ibu
9:54 AM
Ibu

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan , Ada seorang pemuda bernama A be (bukan
nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang
kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia
sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.
Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya
yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan
cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus
pada A be.
Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan
kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian
kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar.
Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang
keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan
penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be.
Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain
yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain.
Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah
seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu
membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang
bertanya siapa wanita
cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu
sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be.
Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap
diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut
anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang
Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai
kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan
sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat
sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada
mahal sekali).
Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari
sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada
sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran
postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang
wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan
memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api
yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam
dekapannya tidak terluka sedikitpun.
Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan
siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be.
Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa
di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud
disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil
menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun
ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah
maafkan. Jangan di ungkit lagi".
Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau menjadi
pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek.Kemudian peristiwa ini menarik perhatian
kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.


Diambil dari e book Lerning for Live uploaded by Isyvic @ IDWS
Category: Great Stories | Views: 1138 | Added by: Heaven | Tags: Inspirasi | Rating: 0.0/0 |
Total comments: 0
Only registered users can add comments.
[ Registration | Login ]
My Blogspot
My Wordpress
Login form
Tag Content
sad korean movie Black Swan Nathalie Portman Philosophy Tragis windows xp Inspirasi Inspiratif Bahagia Motivasi sedih cinta artistik Cerita Gravis design lucu Cerpen Drama ake dan kenyataan Kelam edit online gambar graphic website gombal romantis sms Gackt Hyde Thriller Crime Matt Dammon Mystery Romance adobe reader PDF Update offline kis 2009 antivirus komputer harry potter danielle radcliefe Bedevilled gore korea aplikasi android pembuat animasi dp
Fovie Kaskus
Forum Balikita
IDWS Forum
Otodidak.info

Your Ip address : 3.145.178.240
You are using :
Copyright MyCorp © 2024
Free website builderuCoz